Breaking News

Creative Minority Bima Di Rantau, Kolonel Inf. Drs. Isnaini, M.Si. : Siap Mengabdi Untuk BIMA

Keterangan Foto : Kolonel Inf. Drs. Isnaini, M.Si., 


S-kpk Update|Riau -  3k3 News|Mataram -  Kolonel Inf AD (Angkatan Darat)  Drs. Isnaini, M.Si., menurut sumber media yang pernah memberitakan, dipandang sebagai salah satu creative minority Bima di rantau, yang bisa menjadi SDM potensial untuk sama-sama ikut membangun Bima supaya lebih unggul ke depan. 

Menurut sejarawan Inggris Arnold J. Toynbee sebagai pencetus gagasan creative minority. Menurutnya, Creative Minority atau Minoritas Kreatif  mengandung arti kelompok kecil orang yang menjadi inti dari sebuah peradaban.  

Sebagai seorang prajurit yang selalu tegas dan disiplin dalam menjalankan tugas sebagai pelindung NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dalam kesehariannya Sang Kolonel dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan ramah dalam pergaulan. 

Menurut salah satu sumber pemberitaan yang pernah ditayangkan Cakrawala.net, sang Kolonel ini sangat rindu ingin kembali dan berbakti untuk kampung halamannya Bima, sebagaimana kata pepatah " Sejauh mana pun burung terbang, pasti akan kembali ke sarangnya ".

Erni Nofrinda, SH, istri dari sang Kolonel saat ditanya media ini apa yang menjadi motivasi sang suami untuk kembali ke Bima, wanita cantik berdarah Manado-Jawa ini memberikan Jawaban  Taklain ingin memberikan pengalamannya demi membuat Bima lebih maju dan lebih baik. 

"Setelah lama berdinas sebagai seorang militer, beliau ingin kembali ke kampung halamannya untuk berbakti demi kemajuan Bima dan masyarakatnya lebih baik, " jelasnya. 

Dan menurut pria 58 tahun ini, sebagai seorang perwira menengah berpangkat kolonel dalam  Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Korps Infanteri ini takkuasa menepis pesona kampung halamannya, Bima. Tepatnya Maria, Kecamatan Wawo, selalu ada keinginan untuk kembali dan tiap tahunnya Drs. Isnaini bersama Sang Istri berusaha pulang kampung. 

Berbekal pengalaman dalam melewati medan karir yang panjang dengan jabatan bervariasi di TNI, Pak Is, demikian beliau biasa disapa, ingin bermanfaat bagi kampung halamannya dan keinginannya membangun masjid di Wawo, sebagai bentuk rasa syukur. Berharap  kedepannya akan ada kegiatan produktif yang bakal Pak Is dan Sang Istri buat untuk Bima.  

Inilah sisi romantik Kolonel inf Isnaini pada tanah kelahirannya. Beliau bukan sekadar rindu tapi juga tanpa kehilangan akar sebagai orang Bima. Watak religius, teladan orang tuanya, tetap bersemayam dalam dirinya sebagai seorang muslim sejati dengan taat melaksanakan salat lima waktu,  tahajut, duha dan puasa sunah. Jika ada hal-hal penting  yang ingin dilakukan, Kolonel Inf Isnaini tetap konsisten istikharah, shalat untuk minta petunjuk pada Allah azza wa Jalla.

Drs.Isnaini, M.Si., dalam tugas kemiliteran menjabat Dandodikjur Rindam I/BB, Kodam Bukit Barisan, dalam hidupnya berusaha memegang teguh adab pergaulan, selalu  memuliakan kedua orang tua, istri, orang-orang yang dituakan dan baik pada semua orang.  Karena itu, seperti seruan Rasulullah ‘menggigit  dengan geraham” hal baik seperti  petuah dan nasihat orang tua misalnya mesti jujur, lurus, berani mengatakan yang benar itu benar dan salah itu salah.  

Berangkat dari pengalamannya saat Kolonel Isnaini harus tampil sebagai saksi ahli di pengadilan untuk perkara korupsi, dengan jujur ia mengungkap temuannya hal ikhwal penyimpangan oleh terdakwa. Daya upayanya berhasil mengeleliminasi kerugian negara puluhan milyar. Tentu resikonya besar. Pria kelahiran1966 ini pernah mendapat ancaman dibunuh.

Ayahandanya seorang guru agama. Dia cukup terpandang, menjadi imam masjid di Maria.  Sang Ayah,  H. Ishaka Tayeb (almarhum) asli Wawo, karena ketokohannya dan sikap antinya pada komunis pernah mau dibunuh oleh PKI tahun 1965. Ada pun ibundanya, Hj. Fatima Abidn (almarhumah) dari Sape.  

Isnaini mengaku sangat bangga pada Sang Ayah. Dia mendidik anak-anaknya dengan keras namun tidak kasar. Penekanannya pada kejujuran, kebaikan dan taat ibadah.

Terbentuklah kepribadian Isnaini dan adik-adiknya seperti saat ini,  berusaha hidup lurus, jujur yang diwarnai nilai Islam. Hidup dalam atmosfir keluarga guru, Isnaini sangat memuliakan profesi guru. Rupanya panggilan takdir dirinya menuntun Isnaini menjadi guru militer dan pelatih di Secapa AD selama 6 tahun.  

Lebih kurang setahun lagi, Kol Inf Isnaini akan mengakhiri masa pengabdiannya sebagai TNI, setelah 30 tahun mengabdi untuk NKRI. Beliau lulus Sepa Pk/PSDP ABRI TA 1994/1995 pendidikan pertama di Akdemi Militer Magelang. Dan saat ini menetap di Pematang Siantar, Sumatra Utara bersama istri tercinta, Erni Nofrinda, SH serta enam orang anaknya. 

Obsesinya di ketentaraan seperti sudah tuntas. Waktu mengikuti pendidikan di Bandung, sahabatnya pernah bertanya, “apa cita-citamu di militer?”

“Menjadi kolonel,” jawab Isnaini, yang langsung ditanggapi oleh temannya, “kenapa bukan jenderal?” Kata Isnaini, “saya hanya anak guru, dari desa, cita-cita saya harus  punya cita-cita yang terukur.”

Ditaya lagi, “kalau di sipil?”

“Menjadi bupati,” ujar Isnaini penuh percaya diri.

Orang Bima, utamanya Desa Maria, patut bangga pada Sang Kolonel. Lulusan SESKOAD – LXI Tahun 2021 ini sudah mengemas rencana ke depan. (Dari sumber yang pernah memberitakan) 

Kembalilah ke Bima sang Kolonel, Bima bersama masyarakatnya menantimu. Teruskan pengabdian mu untuk negeri. 



Sumber   : Keluarga Kolonel Inf Drs. Isnaini, M.Si., bersama Cakrawala.net

Editor      : Redaksi Media 3k3 Group/s-kpk.com

0 Komentar

© Copyright 2022 - s-kpk.com